Permusuhan
syaitan dengan manusia, berawal ketika Allah SWT menciptakan Adam yang kemudian
diperintahkan-Nya semua Malaikat dan Iblis untuk bersujud kepada Adam. Semua
Malaikat bersujud kepada Adam sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT,
namun Iblis ingkar tidak mau bersujud karena merasa diri lebih mulia dari pada
Adam.
Allah SWT murka dan menghukum Iblis sebagai makhluk terkutuk dan harus
keluar dari surga. Karena telah dihukumi terkutuk dan harus keluar dari surga,
Iblis memohon kepada Allah SWT agar ditangguhkan ajalnya sampai tiba hari
kiamat untuk menggoda dan menyesatkan Adam dan anak cucunya. Allah SWT kemudian
mengabulkan permohonan Iblis untuk menangguhkan ajalnya sampai tiba hari
kiamat.
Sebelum
bicara mengenai karakter syaitan dalam Al-Qur'an, ada baiknya kita pahami
terlebih dahulu perbedaan Iblis dan syaitan.
Iblis
Iblis
adalah nama salah satu jin yang menjadi gembongnya para pembangkang. Dalil
bahwa iblis dari golongan jin adalah firman Allah yang artinya:
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim. (Al-Kahfi: 50)
Syaitan
Setan
bukanlah nama makhluk, syaitan adalah sifat untuk menyebut setiap makhluk yang
jahat, membangkang, tidak taat, suka membelot, suka maksiat, suka melawan
aturan, atau semacamnya. karena syaitan itu sifat maka kata ini bisa melekat
pada diri manusia dan jin. Sebagaimana penjelasan Allah Subhanahu wa Ta’ala
bahwa ada setan dari golongan jin dan manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang
artinya:
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)[499]. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (Al An'aam: 112)
“(syaitan yang membisikkan itu) dari golongan jin dan manusia .” (An-Nas: 6).
Karakter Syaitan
Selama
ini kita telah keliru dalam memahami siapa sebenarnya syaitan. Syaitan dalam
benak kita selama ini hanyalah makhluk tak kasat mata yang sering kali menggoda
manusia. Padahal syaitan merupakan sifat dari makhluk Allah SWT yang jahat,
membangkang, tidak taat, suka membelot, suka maksiat, suka melawan aturan, atau
semacamnya. Allah SWT telah berpesan kepada kita dalam Al-Qur'an, bahwa syaitan
adalah musuh orang-orang beriman.
Tetapi karena kita memahami syaitan hanya
sebatas makhluk Allah SWT yang tak kasat mata, bukan sebagai sifat, maka tidak
heran apabila kemudian kita hanya fokus berhati-hati dan waspada pada godaan
syaitan dari golongan jin. Padahal, godaan syaitan dari golongan manusia lebih
sulit di tangkal dari pada godaan syaitan dari golongan jin.
Godaan syaitan
dari golongan jin dapat di bilang mudah di tangkal. Kita cukup membaca Ta'awuz,
surah Al-Ikhlas atau ayat Kursi, insyaallah, Allah SWT akan menjaga kita dari
semua godaan mereka.
Tetapi
syaitan dari golongan manusia tidak dapat di usir dengan hanya membaca Ta’awuz,
surah Al-Ikhlas atau membaca ayat Kursi. Syaitan dari golongan manusia hanya
dapat di usir dengan cara dakwah dan jihad. Maka sangat penting bagi kita
mengetahui karakter syaitan yang telah di sebut dalam Al-Qur’an, di antaranya:
1. Menyesatkan
“Sesungguhnya
syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar di antaramu, Maka apakah kamu
tidak memikirkan?”
Syaitan
tidak suka jika manusia menjadi hamba-hamba Allah SWT yang taat hanya menyembah
kepada-Nya. Mereka menggoda manusia dengan berbagai upaya, mendirikan banyak
organisasi-organisasi misionaris untuk di sebarkan ke seluruh dunia. Tujuannya
tidak lain hanya agar hamba-hamba Allah SWT tidak lagi menyembah kepada-Nya
atau untuk menghalangi supaya manusia tidak menyembah kepada Allah SWT.
Agar
manusia tidak merasa telah menjadi pemuja berhala, maka dikatakan oleh syaitan bahwa
Tuhan itu Trinitas, Tuhan esa tetapi memiliki tiga pengata diri: Bapa, Putra
dan Roh Kudus, ketiganya adalah Tuhan yang esa, Tuhan Bapa berfungsi sebagai
Tuhan pencipta, Tuhan anak/Yesus berfungsi sebagai penebus dosa, Roh Kudus
berfungsi sebagai pembimbing manusia.
Kemudian dikatakan lagi oleh syaitan
bahwa dengan memuja Tuhan Putra/Tuhan Anak/Yesus adalah sama dengan menyembah
Tuhan yang esa, Tuhan yang di sembah oleh para Nabi dalam Perjanjian Lama.
Dengan begitu, manusia merasa telah menjadi seorang hamba penyembah Tuhan yang
esa, padahal tidak. Itu semua merupakan cara-cara syaitan untuk menggelincirkan
manusia dari menyembah Tuhan yang benar.
Dengan cara-cara tersebut, syaitan
berhasil menyesatkan sebagian besar manusia. Mereka
yang menyembah selain dari pada Allah SWT, seperti orang-orang Kristen yang
menjadi pemuja Yesus, sejatinya mereka menyembah berhala dan menyembah berhala
sama saja dengan menyembah syaitan, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: “Yang
mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan
menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang
durhaka” (An Nisaa': 117)
2. Menipu
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (Al An'aam: 112)
Bagaimana
cara syaitan dari golongan jin membuat Adam dan Hawa berdosa? Dengan cara
menipu, demikian pula cara syaitan dari golongan manusia menyesatkan
orang-orang beriman. Mereka datang dengan mengajarkan bahwa apabila kita
meyakini Yesus sebagai Tuhan yang menjadi penebus dosa manusia, maka kita akan
masuk surga.
Itu adalah tipuan syaitan. Jika kita mengikuti apa yang mereka
katakan, maka dapat dipastikan kita akan terjerembab dalam dosa, menjadi
penghuni neraka untuk selama-lamanya. Para syaitan dari golongan manusia ini,
juga tak jarang berkumpul, berserikat dan membuat suatu acara kegiatan sosial
yang di dalamnya ada penyembuhan gratis, pembagian Sembako gratis, dll.
Kegiatan sosial yang mereka lakukan hanyalah kedok, hanya sebagai penarik
perhatian masyarakat muslim yang ada di sekitar acara. Setelah masyarakat
muslim berkumpul, maka mereka akan mulai menyisipkan ajaran-ajaran sesat mereka
dalam setiap kata yang mereka ucapkan.
Syaitan
juga biasa menggunakan berbagai media informasi untuk melancarkan penyesatan. Seperti
buku dan selebaran-selebaran. Mereka membuat buku atau selebaran dengan judul
dan cover seolah Islami, menggunakan istilah-istilah yang dikenal dalam Islam
dan atau mengutip ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits, padahal isinya penuh dengan
penyesatan.
Mereka juga sering membuat kesaksian-kesaksian palsu, seperti
sembuh dari penyakit berat karena menerima Yesus sebagai Tuhan, mimpi bertemu
Yesus dan di ajak olehnya ke surga atau ke neraka, mengaku-ngaku dulunya
seorang kiai atau ustad yang mempunyai pesantren, dan bahkan mereka juga tak
segan-segan mengaku-ngaku cucu Nabi Muhammad SAW.
Ada pula sebagian dari
mereka, demi mendapat restu untuk dapat menikahi seorang Muslimah, mereka tak
jarang berpura-pura masuk Islam. Setelah menikah, syaitan dari golongan manusia
tersebut kembali ke agamanya dan memurtadkan istrinya. Kasus pemurtadan model
ini pernah di lakukan oleh artis sinetron Jonas Rivanno yang berhasil menikahi
dan memurtadkan Asmirandah.
Mengapa
mereka menyebarkan agama dengan cara menipu dan berbuat dusta? Jawabannya,
karena dusta dalam menyebarkan agama bagi mereka diperbolehkan. Dalam Injil
Kristen dapat kita baca, “Tetapi jika
kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku
masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?” (Roma 3:7)
3. Janji Palsu
“Syaitan
itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong
pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari
tipuan belaka.” (An Nisaa': 120)
Syaitan
datang tidak dengan tangan kosong. Biasanya mereka datang menggoda manusia,
khususnya yang beriman, dengan janji-janji akan memberikan berbagai kesenangan
dunia. Misalnya, syaitan bisa datang kepada orang-orang miskin seraya berjanji kepada
mereka akan menanggung biaya hidup sehari-hari, memberi biaya untuk berobat
jika sakit, memberi bea siswa kepada anak-anak mereka yang masih sekolah sampai
dengan masuk perguruan tinggi, mobil, rumah juga akan menjadi milik si miskin
jika mau mengikuti syaitan untuk dibaptis atas nama Bapa, Putra dan Roh Kudus.
Syaitan
juga membangkitkan angan-angan kosong. Syaitan akan mengatakan kepada pengikut-pengikutnya,
bahwa dengan menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat yang menebus dosa
manusia mereka PASTI masuk surga. Itu hanya tipuan dan angan-angan belaka. Allah
SWT menjawab janji syaitan kepada kafir Kristen pemuja Yesus dengan firman-Nya
yang artinya, “Dan mereka (Yahudi dan
Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang
(yang beragama) Yahudi atau Nasrani." Demikian itu (hanya) angan-angan
mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika
kamu adalah orang yang benar.” (Al Baqarah: 111)
Bahwasanya orang-orang beriman diperintahkan Allah SWT untuk melindungi diri dan keluarga dari api neraka (At Tahrim: 6). Salah satu cara untuk melindungi diri dan keluarga dari api neraka adalah dengan cara menjauhi dan tidak mengikuti langkah-langkah syaitan.
Syaitan tidak akan mau menolong manusia, yang mereka inginkan hanyalah menyesatkan manusia anak cucu Adam sebagaimana yang telah mereka janjikan. Syaitan akan terus berusaha untuk menyesatkan orang-orang beriman, berusaha membeli iman dengan harga yang sedikit, yaitu kenikmatan dunia yang fana. Sedangkan Allah SWT menjanjikan ampunan serta surga yang luasnya seluas langit dan bumi.
Allah SWT maha menepati janji. Semoga Allah SWT selalu melindungi kita dan keluarga kita semua dari api neraka, amin...ya rabbal ‘alamiin.