Ketauhilah detailnya, agar kita lebih
bersemangat dalam menggapai sesuatu. Perbanyaklah ilmu, agar semangat
tak layu di tengah jalan. Senantiasalah berbegas dengan perbanyak
pengetahuan, agar cita-cita yang tinggi bukan hanya mimpi; tapi tujuan
agung yang diupayakan sekuat tenaga.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ummu Salamah, salah satu istri beliau, menggambarkan dengan sangat detail sosok bidadari surga, pesona, akhlak, kecantikan fisiknya, dan kedudukannya jika dibandingkan dengan wanita Muslimah. Ummu Salamah bertanya kepada Nabi, “Terangkan kepadaku mengenai firman-Nya, ‘Hurun ‘in (bidadari yang bermata jelita).’”
“Wahai Rasulullah,” lanjut Ummu Salamah, “jelaskan kepadaku maksud firman-Nya, ‘Seakan-akan
mereka adalah permata yang tersimpan baik, warna putih kulit mereka
seperti warna putih mutiara di dalam kerang, dan tidak pernah disentuh
oleh tangan siapa pun.’”
“Ya Rasulullah, terangkan kepadaku makna, ‘Di dalam surga ada bidadari-bidadari yang baik-baik dan cantik-cantik.” Jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, “Mereka adalah wanita yang mulia akhlaknya dan cantik rupanya.”
“Ya Rasulullah,” tanya Ummu Salamah selanjutnya, “apa maksud, ‘Seakan-akan mereka adalah telur yang tersimpan baik’”? “Kelembutan dan ketipisan kulit mereka mirip kelembutan dan ketipisan kulit yang kau lihat pada kulit dalam telur.” jawab Nabi menerangkan.
Cantik fisik, akhlak yang memesona, kulit lembut, berwarna putih, setipis kulit tipis putih yang menyelubungi telur, dan matanya jelita. Cukupkah? Rupanya Ummu Salamah masih melanjutkan pertanyaannya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam,
“Apa yang dimaksud dengan ‘Uruban atraba?” “Mereka itulah wanita-wanita yang tertahan di dunia dalam keadaan tua renta, penglihatannya kabur, dan kotor bulus alisnya. Lalu Allah Ta’ala menciptakan mereka dalam keadaan perawan-perawan muda,” kata Nabi menjelaskan,
“’Uruban bermakna selalu rindu dan cinta kepada suaminya. Atraba maknanya sebaya.” Demikianlah gambaran sekilas nan detail bidadari-bidadari yang dijanjikan kepada para pewaris surga.
Ialah sosok-sosok yang kuat imannya, nyata islamnya, gegas dalam tiap amal saleh, dan layak mendapatkan rahmat-Nya. Dan, semoga kita menjadi bagian dari mereka. Aamiin
Sumber: Bersama Ayah Meraih Jannah, Solikhin Abu Izzuddin.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ummu Salamah, salah satu istri beliau, menggambarkan dengan sangat detail sosok bidadari surga, pesona, akhlak, kecantikan fisiknya, dan kedudukannya jika dibandingkan dengan wanita Muslimah. Ummu Salamah bertanya kepada Nabi, “Terangkan kepadaku mengenai firman-Nya, ‘Hurun ‘in (bidadari yang bermata jelita).’”
“Hurun,” jawab Nabi, “adalah putih. ‘In adalah bermata besar dengan warna blonde (kekuning-kuningan). Wanita haura’ itu seperti sayap burung nasar (elang).”
“Ya Rasulullah, terangkan kepadaku makna, ‘Di dalam surga ada bidadari-bidadari yang baik-baik dan cantik-cantik.” Jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, “Mereka adalah wanita yang mulia akhlaknya dan cantik rupanya.”
“Ya Rasulullah,” tanya Ummu Salamah selanjutnya, “apa maksud, ‘Seakan-akan mereka adalah telur yang tersimpan baik’”? “Kelembutan dan ketipisan kulit mereka mirip kelembutan dan ketipisan kulit yang kau lihat pada kulit dalam telur.” jawab Nabi menerangkan.
Cantik fisik, akhlak yang memesona, kulit lembut, berwarna putih, setipis kulit tipis putih yang menyelubungi telur, dan matanya jelita. Cukupkah? Rupanya Ummu Salamah masih melanjutkan pertanyaannya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam,
“Apa yang dimaksud dengan ‘Uruban atraba?” “Mereka itulah wanita-wanita yang tertahan di dunia dalam keadaan tua renta, penglihatannya kabur, dan kotor bulus alisnya. Lalu Allah Ta’ala menciptakan mereka dalam keadaan perawan-perawan muda,” kata Nabi menjelaskan,
“’Uruban bermakna selalu rindu dan cinta kepada suaminya. Atraba maknanya sebaya.” Demikianlah gambaran sekilas nan detail bidadari-bidadari yang dijanjikan kepada para pewaris surga.
Ialah sosok-sosok yang kuat imannya, nyata islamnya, gegas dalam tiap amal saleh, dan layak mendapatkan rahmat-Nya. Dan, semoga kita menjadi bagian dari mereka. Aamiin
Sumber: Bersama Ayah Meraih Jannah, Solikhin Abu Izzuddin.